KUTOWINANGUN (www.beritakebumen.info) - Sekitar 900 pedagang Pasar
Kotowinangun mulai sibuk menyediakan kebutuhan masyarakat menjelang
ramadan dan lebaran. Kini, tingkat penjualan mereka meningkat dibanding
minggu-minggu sebelumnya sesuai dipindah dari pasar lama. Meskipun
mereka kini menempati pasal darurat, namun pedagang tetap optimis gairan
pasar akan ramai miningkat sampai lebaran tiba.
Suryati (39) salah satu pedagang sembako mengatakan, saat ini tingkat
pembelian sudah mulai naik. Kendati sejumlah harga mengalami kenaikan
akibat dampak naiknya harga BBM, masyarakat banyak yang masih membeli
kebutuhan untuk menyambut ramadan."Kegiatan menyambut ramadan itu
diantaranya mengelar tradisi nyadranan berikut aneka makanan dan
disajikan. Tradisi tersebut masih banyak dilakukan hampir disemua
wilayah kebumen,"katanya,Minggu (30/6)Dia menuturkan, geliat pasaritu
dipreiksi akan bertahan atau bahkan meningkat sampai lebaran ti Dagangan
yang banyak dibeli diantaranya telur,minyak goreng,beras dan
daging.Meningkatnya daya beli masyarakat itu cukup membantu perekonomian
pedagang yang sebelumnya mengalami penurunan penjualan usai dipindah
kepasar darurat.
Dukung Proyek
Sebagaimana diketahui, pemindah pedagang dari Pasar Kutowinangun ke lokasi darurat guna mendukung proyek pembangunan pasar tradisional yang rencananya menelan Rp 14,4 miliar.
Pada lokasi pasar yang dibangun 142 kios berukuran 4 x 5 meter, 36 terlanjur berukuran 3 x 25 meter yang terbagi dalam 12 blok. Pedagang pakaian, Lestari dalam (38) mengatakan, pada saat awal dipindah disekeliling pasar lama, pedagang baju Pasar Kutowinangun juga sepi pembeli.
Sebagaimana diketahui, pemindah pedagang dari Pasar Kutowinangun ke lokasi darurat guna mendukung proyek pembangunan pasar tradisional yang rencananya menelan Rp 14,4 miliar.
Pada lokasi pasar yang dibangun 142 kios berukuran 4 x 5 meter, 36 terlanjur berukuran 3 x 25 meter yang terbagi dalam 12 blok. Pedagang pakaian, Lestari dalam (38) mengatakan, pada saat awal dipindah disekeliling pasar lama, pedagang baju Pasar Kutowinangun juga sepi pembeli.
Jumlah pendapatan pedagang sempat turun dratis."Pada waktu menduduki
pasar lama, jumlah pendapatan setiap kali pasaran mencapai Rp 500.000-Rp
1.000.000 namun, setelah pindah hanya mendapatkan pemasukan sekitar Rp
100.000-Rp 250.000 saja. Untung sekarang tetolong adanya lebaran.
Perndapatan pedagang jadi agak meningkat,"tuturnya.Sementara itu,PLt
UPTD Unit Pasar Wilayah I yang membawahi Pasar Kutowinangun, Gunardi
belum lama ingin mengatakan, pembangunan pasar tersebut untuk memberikan
kenyamanan dan keamanan bagi pedagang, sehingga memberikan dampak
ekonomi bagi masyarakat luas. Pembangunan proyek yang sudah mulai
dibangun itu rencananya selesai dibangun pada 18 Desember 2013
mendatang.
Posting Komentar